Detak jam
di ujung jendela
sang bayu semilirkan hati nan sendu
malam terkikis coretan purnama
jiwa-jiwa sepi terbakar keangkuhan
Ku duduk menatap bersila
alunan nada bangkitkan selera
letupan riak-riak air menyapa
seakan hidup tak ada batasnya
Luka menyayat bertabur derita
perih , menusuk tak terasa
rakyat jelata tinggal esok nafasnya
namun si penguasa seakan tak ada
Miris, tragis, dan histeris
Menatap keadaan
yang ada
Semua hanya
fatamorgana
Semua hanya
imaji belaka
hingga tak ada
lagi yang dirindukan
tak ada lagi pelukan embun pagi
tak ada lagi sinarnya mentari
yang ada hanya satu,
batu mengganjal di tepi nurani
Tag :
Kota Santri
0 Komentar untuk "Tepi Nurani"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan