![]() |
sumber gambar |
Pecundang itu manusia. Ya manusia yang dilahirkan dengan keadaan yang sama. Namun pecundang akan selalu merasa iri ketika melihat kehebatan orang lain. Bahkan ia akan melakukan berbagai cara agar ia bisa menjadi yang terpandang padahal caranya salah. Pecundang memiliki banyak definisi. Tapi yang jelas pecundang adalah orang yang gagal dan tidak pernah mau mengakui kemampuan dirinya. Ia lebih suka menutup diri dan terkesan ia tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal dibalik semua itu, pecundang bisa jadi mereka yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Namun ketika anda sudah menjadi pecundang, maka suramlah apa yang menjadi keinginannya.
Hei pecundang!!. Anda seringkali tidak menerima jika anda kalah. Padahal dalam hidup pastilah memiliki dua sisi yang berlawanan. Ada kalah dan ada yang menang. Begitu juga ada pecundang dan ada juga ksatria. Pecundang selalu merasa kalah sebelum bertempur. Berpikirnya terlalu sempit karena dalam pikirannya sudah digrogoti oleh hal-hal negatif. Ia tidak berani maju sebelum berempur. Tapi memilih menyerah sebelum bertanding. Pecundang juga seirngkali tidak memaafkan kesalahan orang. Ia merasa paling benar. Ketika salah diingatkan emosinya membuncah. Ia lebih bersikap apatis, terkesan sombong padahal ia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Ingin dianggap hebat tapi tidak memiliki keberanian untuk maju dalam arena. Itulah potret pecundang.
Pecundang juga seringkali mencari-cari kesalahan orang. Mensapikan orang, eh mengkambinghitamkan orang lain. Ia tidak berani jujur akan dirinya sendiri. Berlagak sok hebat namun kosong otaknya. Ia memilih menyalahkan orang lain padahal jelas ia yang salah. Jika demikian maka anda janganlah jadi pecundang. Jujur saja dalam hal apa pun. Menang kalah, salah atau pun benar itu merupakan bagian dari dinamika kehidupan. Jangan merasa kecil sebelum anda tahu bahwa semua bisa di atasi dengan keberanian. Jangan merasa bodoh ketika anda masih memiliki kesempatan untuk belajar. Jangan pernah merasa tidak bisa jika anda belum mencoba.
Miris rasanya jika anda harus menyerah sebelum berjuang. Itu tidak lucu sama sekali. Tapi hal itu sangat disayangkan. Hei pecundang! Jangan pernah bermimpi tinggi-tinggi jika anda masih memiliki sikap tersebut. Jangan berharap berlebihan jika anda masih menjadi pecundang. Ia tidak memiliki orientasi masa depan yang jelas. Pikiran terlalu pendek dan terkesan belum bisa menerima orang lain dalam hidupnya.
Hei, kawan. Aku tidak pantas memanggil anda sebagai pecundang jika anda memilih menjadi ksatria. Karena pecundang bukan hanya tidak memiliki masa depan. Tetapi tidak memiliki tujuan hidup. Ayolah kawan, jangan jadi pecundang. Raih awan putih di atas sana. Rasakan semilir angin yang selalu menyejukkanmu. Dan ikutilah langkah kakimu menuju kebahagiaan sejati. Tentunya dengan bekerja keras dan penuh perjuangan. Dan terakhir kata aku mengucapkan "Jangan pernah ada pecundang lagi di bumi ini". Karena pecudang memiliki seribu alasan untuk tidak bertanggung jawab terhadap hidupnya. And keep smile for your future.
Tag :
Catatan
0 Komentar untuk "Hey Pecundang"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan