Sabar itu Mudah

Sofyan Arif

Sunday, January 20, 2013

Bagikan :

Tweet

"Allah beserta orang-orang yang sabar". Nasihat itu selalu terdengar di mana-mana. Ketika ada ceramah agama, suami sedang marah pada istrinya memohon kesabaran karena terlilit utang, orangtua susah mendiidik anak, dan masih banyak lagi. Sabar menjadi kunci bagi manusia untuk mengendalikan emosinya. Hidup terkadang sangat pahit, bahkan lebih pahit dari apa yang kita pikirkan. Kemudian dalam perjalanannya, proses hidup akan terasa bermakna ketika manusia sudah dihadapkan dengan kesulitan. Tingkatan ujian manusia dihadapan Allah juga berbeda-beda. Ada yang diuji dengan cara yang ringan, ada yang sedang dan ada juga yang berat. Semua ujian itu harus kita hadapi dengan selalu tawadhu' dihadapan Allah SWT. Tiada lain semua itu harus kita jalani dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT.

Sabar dalam arti tetap menyakini bahwa ujian  yang diberikan oleh Allah SWT merupakan bagian dan cara Allah mencintai hambanya. Sabar harus menjadi pondasi yang kuat diiringi dengan ikhtiar dan berdoa kepadaNya supaya apa yang menjadi hajat kita dikabulkan olehNya. Orang yang sabar akan melihat keadaan secara jernih. Mereka akan selalu menempatkan dirinya berada pada jalur yang diperbolehlkan oleh Allah SWT.

Sabar bisa merubah keadaan sulit menjadi mudah. Karena jiwanya selalu dinaungi dengan cahaya-cahaya kesabaran.  Jiwa yang sabar akan melihat sesuatu secara luas. Jiwanya sudah teruji dengan berbagai persoalan. Namun mereka akan selalu berjuang meraih janji Allah tanpa ada kata akhir. Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman. Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung" (QS.Ali Imran[3] : 200).

Sabar bukan hanya menenangkan hati bagi diri sendiri, tetapi orang yang sabar bisa menenangkan orang lain. Output orang yang tidak sabar adalah merasa tidak tenteram, susah hidupnya, merasa tertekan karena belum bisa mengenal siapa pemberi  kesabaran yang hakiki yaitu Allah SWT. 

Sebagai contoh mengenai kesabaran : Kita dihadapkan pada keadaan yang bagi kita tidak menguntungkan. Misalnya Fulan akan menjadi narasumber bedah buku. Kemudian ketika mau berangkat ditengah jalan bocor ban. Fulanpun berpeluh keringat, waktu terasa berputar lambat, penambal ban terasa lama sekali memperbaiki. Acara 15 menit lagi di mulai. Namun perjalanan sampai tujuan minimal setengah jam. Jiwa Fulan mendidih, gelisah, bahkan terkadang keluar kata-kata kotor. Setelah selesai maka Fulanpun akan memacu kendaraanya dengan kecepatan diatas rata-rata. Apa yang terjadi?

1. Kemungkinan Fulan kehilangan konsentrasi dan bisa menyebabkan hal-hal di luar perkiraan. Misalnya kecelakaan.
2. Fulan semakin memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata  membuat tempat yang akan di tuju terasa semakin jauh.
3. Ketika tempat yang di tuju terasa semakin jauh maka Fulan semakin kencang menambah kecepatannya. Maka kemungkinan hal-hal yang tidak di inginkan bertambah semakin dekat.

Contoh di atas bisa dijadikan evaluasi bagi kita. Mari kita balik semua kemungkinan yang ada diatas. Jelaslah bahwa sabar menjadi kunci segalanya. Dulu ketika Rasulullah Muhammad SAW berhadapan dengan orang kafir. Betapa sabarnya beliau. Ucapan yang terucap selalu sopan, tidak pernah menyakiti orang lain, dan selalu mendoakan orang yang memusuhinya. Betapa tingkat kesabaran beliau terlalu tinggi bagi kita. Alam semesta dan jagad raya tidak bisa menandingi kesabaran beliau. Beliau merupakan manusia yang paling ma'sum di bumi Allah SWT.

Orang yang sabar yakin terhadap balasan dari Allah SWT. Tiada sedikitpun prasangka buruk kepadaNya. Hati orang-orang yang sabar selalu bersih tanpa noda. Ucapannya selalu berizikir kepadaNya. Hembusan nafasnya selalu bersyukur kepadaNya. Maka tiada kesulitan bagi orang yang bersabar mengatakan bahwa sabar itu mudah. Karena mereka mempunyai keinginan dan keyakinan kuat kepada Allah SWT bahwa sabar itu merupakan proses dari ikhtiarnya. Bukan semata-mata takdir dariNya. Semoga kita menjadi hamba-hambanya yang bertabur dengan kesabaran. 

Tag : Ngaji