Gambaran Umum PT. Garuda Food
Bidang Usaha dan Cakupan Bisnis

Kids (2004); Indonesian
Best Brand Award (IBBA,
2004-2007); Top Brand (2007-2012).
Di akhir 2002 GarudaFood Group meluncurkan produk minuman jelly bermerek Okky
Jelly Drink yang merupakan pioneer di kelasnya, ini sekaligus merupakan
babak baru GarudaFood memasuki bisnis minuman (beverage). Keseriusan
GarudaFood menekuni bisnis minuman juga semakin kentara dengan diluncurkannya
Mountea, minuman berbasis teh dengan rasa buah. Mountea bahkan mencatat
prestasi IBBA 2007-2010 kategori minuman teh dalam kemasan cup.
Melihat pangsa pasar snack yang masih sangat potensial untuk dikembangkan di
Indonesia, pada 2005 GarudaFood juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk
kategori produk keripik kentang, keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk
mulai akhir 2005. Pada 2007-2010 Leo meraih IBBA kategori snack kentang.
GarudaFood juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk kategori produk keripik
kentang, keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk mulai akhir 2005. Pada
2007 Leo meraih IBBA kategori snack kentang.
Di tingkat nasional, GarudaFood juga dipersepsi positif sebagai salah satu
perusahaan makanan dan minuman idaman di mata stakeholders. Survey yang
dilakukan Frontier dan majalah BusinessWeek Indonesia di Jakarta dan Surabaya
pada 2006 hingga 2010 menyebutkan GarudaFood berada di urutan ketiga sebagai
Indonesian Most Admired Company (IMAC). Sebagai perusahaan yang mengemban misi
untuk membawa perubahan yang mencpitakan kemanfaatan bagi masyarakat
berdasarkan prinsip saling menumbuhkembangkan, GarudaFood juga aktif
menjalankan program corporate
social responsibility (CSR)
di bawah bendera GarudaFood Sehati.
Untuk mempercepat pencapaian visinya, pada 2011 GarudaFood Group bekerjasama
dengan perusahaan dari Jepang Suntory Beverage and Food divisi non-alcohol mendirikan anak perusahaan PT Suntory
Garuda Beverage yang fokus pada pengembangan industri minuman.
Kini, seluruh potensi yang ditopang kekuatan sekitar 20 ribu karyawan
berkepribadian unggul ( noble people) menjadi modal utama GarudaFood dalam
upaya menyongsong sukses sebagai sebuah sustainable
enterprise. (http://www.garudafood.com)
Garuda Food Group adalah perusahaan makanan dan minuman di bawah kelompok usaha
Tudung Group. Selain Garuda Food, Tudung Group juga menaungi perusahaan
agribisnis yang bergerak di CPO (Crude Palm Oil) dan kacang. Inovasi menjadi
salah satu budaya (culture) yang terus ditanamkan di dalam perusahaan
Garuda Food. Inovasi dalam artian luas, mulai dari strategi, produk, hingga
manajemen. Inovasi menjadi riwayat bisnis GarudaFood hingga seperti sekarang.
Pendirian perusahaan distribusi merupakan salah satu contoh inovasi strategi
bisnis GarudaFood. GarudaFood bukan lagi hanya perusahaan manufaktur produk
makanan, melainkan perusahaan distribusi produk makanan. Distribusi ini menjadi
lini bisnis baru, sekaligus keunggulan. Jadi, distribusi bukan hanya soal uang,
tapi juga waktu dan relationship.
Lewat inovasi pula, produk GarudaFood makin variatif. Yang dulunya hanya
berjualan kacang, saat ini memproduksi sekitar 200 item produk makanan dan
minuman. Inilah yang perlu dikawal terus dan diwariskan antargenerasi. Itu pula
yang sedang kami lakukan dengan proses alih generasi di GarudaFood.
Produk –Produk yang di layani Gery
Melihat prospek Gery yang menjanjikan, maka ia pun dikembangkan sebagai umbrella brand. Gery melahirkan
sejumlah submerek yang kelak masing-masing diarahkan menjadi merek yang
mandiri. Maka, lahirlah 10 macam merek Gery, mulai dari Gery Wafer Cream, Gery
Wafer Stick, Gery Saluut, Gery Cokluut, Gery Bismart, Gery Romeo Juliet, Gery
Colek, Gery Meses, Gery Soes, dan Gery Cracker Beras.
Produk Biscuit meliputi Gery Bismart, Gery Bischoc, Gery Cracker Beras, Gery
Refill-E, Gery Snack and sereal, Gery Soes, Gery Wafer Cream Caramel, Gery
Wafer Cream Coklat Vanila, Gery Wafer Cream Saluut Coklat, Wafer Cream Coklat,
Wafer Cream Coklat Keju, , Gery Chocolatos, Gery Cokluut, Gery Wafer Stick
Coklat, Gery Wafer Stick Coklat Keju, Gery Wafer Stick Coklat Susu.
Segmentasi Gery
Salah satu segmentasi yang banyak diburu produsen saat ini adalah konsumen
remaja. Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang
potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk
pada usia remaja dan pola tersebut akan mempengaruhi pola konsumsinya di masa mendatang.
Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan
teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya.
Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk
memasuki pasar remaja. Wafer merupakan produk makanan ringan kategori biskuit.
Wafer biasanya dikonsumsi di waktu senggang, ketika beristirahat, maupun disaat
diskusi ataupun rapat. Wafer cocok dikonsumsi pada segala usia mulai dari
anakanak, dewasa hingga orangtua. Namun, saat ini wafer tersedia berbagai macam
jenis sesuai segmen umur mulai untuk anak-anak, remaja hingga dewasa. Hal
itulah yang dilakukan produsen wafer Garudafood. (Dermawan, 2008)
Gery berada di segmen untuk kalangan anak-anak dan remaja. Segmen yang diambil
oleh Gery ini tentunya akan menghadapi persaingan yang kuat dari produsen wafer
lainnya yang juga mengincar segmen remaja hingga dewasa. Namun produsen Gery
telah menerapkan strategi yang tepat yaitu menawarkan produk lebih murah dan
mengemas wafer dengan ukuran yang sama dengan Tango. Terbukti pada tahun
pertama setelah produk dikeluarkan (2001-2002), angka pertumbuhannya mencapai
179 persen; tahun 2003, tumbuh 300 persen; tahun 2004, tumbuh 60 persen; tahun
2005, tumbuh 60 persen; dan tahun 2006, tumbuh 50 persen.5 Tahun 2007, Gery
mendapat penghargaan Indonesian
Best Brand Award (IBBA)
dengan predikat Golden Brand pada kategori wafer coating coklat.
Positioning Wafer Gery
Menurut Craven (1991:270) bahwa
positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah
melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal
perusahaan(total situation analysis).
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over
komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para
prospek menjadi ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam
suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan Geery mampu menciptakan suatu
posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan
sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran
prospeknya. Itulah sebabnya rancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang lain. Dalam hal ini Gerry
mampu memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan
hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki
tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.
Positioning sendiri merupakan sebuah produk dimata konsumen yang
membedakan dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Penempatan
produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan
menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk
adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan
tertentu diingatan konsumen. Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu
dikembangkan suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap produk yang
beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam segmen pasamya. Apa yang
sesungguhnya penting disini adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai
posisi yang dipegang oleh setiap produk dipasar
Pada kasus Gery, perusahaan ini
menjaga posisinya dengan baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Gery adalah
menyiapkan Gery dengan mengggunakan metode inovasi, cost leadership, komunikasi plus kemampuan menyesuaikan
produk dengan selera Indonesia. Sebagai contoh inovasi yang di lakukan adalah
Gery Chocolatos tersedia dalam tiga varian rasa yaitu cokelat dan mocca.
Gery Chocolatos dikemas dalam ukuran kemasan yaitu 11,5 gram. Untuk harga, Gery
Chocolatos di pasaran sendiri Rp 500/ bungkus . komposisi dari Gery Chocolatos
sendiri terdiri dari gula, minyak nabati, coklat bubuk, tepung terigu,
dekstrosa monohidrat, lemak nabati, susu bubuk, whey bubuk, tapioka, pewarna
karamel, pengemulsi nabati, dan garam.
Pengembangan Diferensiasi
Untuk menghindari perangkap komoditas,
pemaran harus memulai dengan keyakinan bahwa anda dapat mendeferensiasikan apa
saja. (lihat “memo pemasaran: Cara Mendaatkan pencerahan Konsumen yang Segar
untuk mendiferensiasikan Produk dan Jasa”). Pada kasus Gery, sarana
diferensiasi yang jelas dan sering menjadi faktor pendorong bagi konsumen.
Diferensiasi Produk
Pada proses diferensiasi produk ini dapat
didiferensiasikan berdasarakan jumlah, dan dimensi berbagi produk atau jasa :
bentuk, fitur, mutu, kinerja, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki dan lain
sebagainya. Pada kasus Gery ini adalah produk me-too.
Diferensiasi yang dibandingkan terutama pada komunikasi pemasaran yang
konsisten yaitu melayani kebutuhan target pasaranya yaitu kalangan anak-anak.
Gery melakukan strategi dengan cara menggarap pasar anak-anak. Gery dapat
melihat sisi yang berbeda dan kebanyakan pesaing tidak memahami hal ini.
Padahal pasar anak-anak menjadi tunggangan bagus terutama pada pasar wafer.
Beberapa hal yang menjadi diferensiasi Gery dengan yang lain adalah:
1.
Gery mengemas produk dalam
ukuran yang lebih kecil. Sebagai contoh Gery menawarakan produknya pada harga
psikologis yaitu Rp. 500. Hal ini memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
pesaing. Hal-hal semacam ini membuat Gery semakin lama semakin menguasai pangsa
dan bisa menyaingi Tango yang lebih lama dibanding dengan Gery.
2.
Mengenalkan Gery sebagai
burung kecil berwarna biru lincah dan lucu. Sehingga dalam hal ini bagi siapapun
yang melihat akan memandang Gery kemudian mempersepsikan Gery sebagai
sahabat anak-anak dalam bentuk kartun. Hal ini menjadi bagian penting untuk
Gery dalam meningkatkan penjualan.
3.
Gery sengaja membuat marketing gimmick yang merangsang anak-anak untuk
mencobanya.
a.
Product Strategy &
Branding Management
b.
Pricing strategy
c.
Channel Strategy
d.
Promotion Strategy
Sekian dulu, besok semoga bisa di lengkapi lagi, hehe. Semoga
sedikit tentang Strategi Pemasaran Gery bisa
bermanfaat.
Rujukan:
Wheeler Alina, 2009. Designing
Brand Identity. John Wiley
& Son, Inc., Hoboken New Jersey Canada
F. Nicola Patricia, 2001. The Complete Ideal’s Guide: Brand
Management. Prenada Media Group. Jakarta
Kotler P, dan Keller K.L, 2007. Manajemen
Pemasaran. PT Indeks.
Tag :
Kuliah,
Manajemen Pemasaran
0 Komentar untuk "Strategi Pemasaran Gery (Garuda Food)"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan