S Setiap
organisasi atau perusahaan pada hakikatnya membutuhkan de-jobbing/job
description atau tidak?
Deskripsi
pekerjaan adalah catatan sistematis dan teratur tentang tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan, didasarkan pada kenyataan apa, bagaimana, mengapa, kapan,
dan dimana pekerjaan dilaksanakan dan kualifikasi orang yang akan menduduki
jabatan tersebut. Banyak perubahan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir telah
meningkatkan kebutuhan deskripsi kerja. Perubahan-perubahan itu meliputi: 1).
Restrukturisasi organisasi, 2). Kebutuhan mengimplementasikan cara-cara baru
dan kreatif memotivasi dan menghargai karyawan, 3). Tingkat teknologi yang
semakin meningkat yang mengubah lingkungan kerja, dan 4). Regulasi yang baru
tentang praktik tenaga kerja.
Meskipun tidak ada
format baku untuk deskripsi pekerjaan hampir seluruh deskripsi kerja mencakup
informasi dibawah ini:
·
Nama pekerjaan - nama pekerjaan dan
informasi identifikasi yang lain seperti upah/gaji dan klasifikasi tunjangan
·
Ringkasan - satu atau dua kalimat
pernyataan singkat yang menjelaskan tujuan pekerjaan dan output apa yang
diharapkan dari pelaksana pekerjaan
·
Peralatan – pernyataan yang jelas
mengenal alat, peralatan dan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif
·
Lingkungan - deskripsi lingkungan kerja,
lokasi pekerjaan dan ciri-ciri relevan yang lain dari lingkungan pekerjaan
seperti tingkat bahaya dan kebisingan
·
Aktifitas - meliputi deskripsi,
kewajiban, tanggungjawab dan perilaku pekerjaan
Memang pada prakteknya
sedikit sekali karyawan yang memahami deskripsi pekerjaan secara teks book atau
format yang dibuat oleh organisasi, banyak perusahaan yang dalam hal pembuatan
deskripsi pekerjaan “sekedar untuk memenuhi” tuntutan administratif atau
pemenuhan akrediatasi dan sejenisnya. Dan pada kenyataannya jarang ada
sosialisasi dari level manajer kepada jajaran dibawahnya mengenai deskripsi
pekerjaannya, dan ini terjadi hampir pada semua level.
Fenomena ini tidak
perlu kita kuatirkan karena pada kenyataanya banyak oragnisasi yang berjalan
dengan baik dengan tidak “selalu” mendasarkan pada deskripsi pekerjaan, hal ini
tidak terlepas dari proses rekrutmen yang dilakukan oleh organisasi yang
bersangkutan, semakin baik dan detail organisasi menentkan kriteria dan klasifikasi
(usia, pengalaman kerja yang sesuai, jenjang pendidikan dan profesionalisme)
calon karyawannya maka deskripsi pekerjaan menjadi tidak mutlak harus
diterpakan secara kaku. Proses rekrutmen, pelatihan dan pemebrdayaan karyawan
akan memunculakan proses dejobbing mulai berjalan dengan sendirinya.
Metode yang mungkin
dilakukan untuk mengganti model deskripsi pekerjaan adalah menggunakan metode pemberdayaan.
Pemberdayaan adalah upaya untuk mendorong dan memungkinkan individu-individu
untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara
mereka melaksanakan pekerjaan mereka dan menyumbang pada pencapaian tujuan
organisasi. Hal ini menuntut diciptakannya suatu budaya yang mendorong
orang-orang di semua tingkat untuk merasa mereka bisa menghasilkan perubahan
dan membantu mereka mendapatkan kepercayaan diri dan keterampilan-keterampilan
untuk menghasilkan perubahan-perubahan itu.
Asumsinya pemberdayaan
melingkupi hal-hal berikut:
·
Upaya menemukan cara-cara baru untuk
memusatkan kekuasaan di tangan orang-orang yang paling membutuhkannya untuk
melaksanakan pekerjaannya – memberikan kewenangan, tanggung jawab, sumber dan
hak-hak di tingkat yang paling tepat untuk masing-masing tugas.
·
Pendelegasian tanggung jawab atas
pembuatan keputusan sampai sejauh mungkin di bawah lini manajemen.
·
Pengalihan kekuasaan secara terkendali
dari manajemen ke karyawan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan
secara keseluruhan
·
Upaya menciptakan situasi dan kondisi di
mana orang orang dapat menggunakan kualitas-kualitas dan kemampuan-kemampuan
mereka di tingkat maksimum untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama, baik tujuan
kemanusiaan maupun tujuan yang berorientasi pada laba
·
Upaya memunculkan energi psikologis yang
mengaktifkan pola pikir dan tindakan kita.
Pemberdayaan memiliki
tujuan antara lain:
·
Tidak pernah “terkurung” pada salah satu
bagian tertentu dalam organisasi
·
Mampu mengalir dengan bebas ke tempat
dan pada waktu yang dibutuhkan
Deskripsi pekerjaan
yang kaku akan memasung kreatifitas karyawan, karyawan terkungkung pada
lingkupnya sendiri-sendiri, seperti jalannya kuda yang diberi kaca mata, dia
hanya berjalan lurus dan memandang kedepan, dia hanya akan berbelok kearah mana
sang pengendali mengarahkannya. Dan model deskripsi pekerjaan akan mudah
diterapkan pada karyawan yang suka kemapanan dan membatasi kreatifitasnya pada
posisi aman.
Rujukan:
Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Tag :
Kuliah,
manajemen SDM
0 Komentar untuk "Perusahaan Butuh De-Jobbing atau tidak?"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan