Refleksi Gempa Jogja 27 Mei 2013

Sofyan Arif

Sunday, May 26, 2013

Bagikan :

Tweet

Gempa Jogja terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Ribuan penduduk meninggal dunia. Kebanyakan terkena reruntuhan bangunan. Tahun 2006 saat gempa terjadi saya pun mengalaminya. Bagaimana gempa tersebut terjadi sekitar jam setangah 6 pagi. Masyarakat, dan terutama mahasiswa masih pada tidur. Begitu juga saya, sehabis shalat subuh kemudian tidur. Hmm. Saat gempa terjadi, bumi berayun sangat kuat. Gempa pada umumnya bergoyang secara horizontal yaitu ke kanan dan kiri. Namun yang terjadi di Jogja berbeda. Ayunannya bersifat vertikal yaitu naik turun. Monitor di kamar saya jatuh, kipas angin juga jatuh. Dinding kamar mandi pecah. Dan yang sangat mengerikan, tetangga sebelah saya kepalanya harus berlumuran darah karena kejatuhan genteng. Bukan itu saja. Warga di kagetkan lagi dengan adanya isu sunami. Seperti yang terjadi di Aceh pada tahun 2004.

Semua warga berlari ketakutan. Saling berteriak naik ke arah merapi.

Nenek-nenek depan kos saya juga kebingungan. Saya bantu menaikkan pada alat transportasi seadanya. Semua menjadi panik. Isu tsunami terus dihembukan entah dari siapa. Jalan Jogja-Solo macet. Listrik padam semua. Air sumur kotor. Jalanan penuh dengan kendaraan kebut-kebutan. Mereka ada yang berlari, jalan, naik becak, angkot, dan kendaraan lain seadanya. Merapi menjadi tujuan satu-satunya untuk menyelamatkan diri karena posisinya paling atas.

Gempa di Jogja meninggalkan kisah yang memilukan. Banyak yang kehilangan sanak familinya. Ketika saya bakti sosial di daerah Banguntapan Bantul. Ada tetangga bercerita bahwa kakaknya meninggal tertancap paku di bagian kakinya, dan terkena reruntuhan. Ada yang kajatuhan tembok besar. Kejadian ini sangat menyayat bagi siapa saja yang mendengarkan. Mungkin di Aceh lebih dari ini. Ini semua cobaan dari Allah SWT. Bagaimana agar manusia kembali mengingat tujuan diciptakan di muka bumi ini. 

Tag : inspirasi