"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Pergerakan Mahasiswa Muaranya Akan Kemana?


Pergerakan Mahasiswa pada era orde baru masih terdengar gaungnya hingga pelosok daerah. Kobaran semangat dengan daya pikir kritis dan aktual terus disuarakan. Hingga pada akhirnya jatuhnya rezim orde baru tahun 1998. Mata kita jelas tertuju dengan gerakan mahasiswa saat itu. Semua pergerakan: HMI, PMII, IMM, GMNI, dan lainnya bersatu untuk menjatuhkan rezim orde baru yang terkenal dengan sebutan diktator ulung.

Pasca orde baru tumbang, pergerakan mahasiswa seakan-akan mulai meredup. Atau bisa disebut dengan masa senjakala. Dimana kampus-kampus besar masih menawarkan gerakan mahasiswa dengan ideologinya. Yang muaranya untuk menghasilkan daya pikir kritis mahasiswa menanggapi persoalan bangsa. Namun apa yang didapat? Banyak kampus mendoktrin mahasiswa agar menjauhi organisasi yang biasa disebut ekstra. Pihak kampus lebih setuju dengan adanya Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Hal ini jelas dimaksudkan agar mahasiswa terjuan langsung untuk berkegiatan di kampus dengan nyata. Bukan hanya sekadar menampilkan wacana.

Bagi saya, sebuah organisasi pasti memiliki tujuan untuk membentuk kadernya dengan ideologi yang ada. Namun semua tidak bisa berjalan tanpa dukungan. Berjalan sendiri dengan bendera hijau di antara bendera merah adalah sangat beresiko. Terkadang yang hijau bisa berubah menjadi merah dengan sendiri. Pun dengan pergerakan mahasiswa, lambat laun akan tergerus oleh tujuan awal adalah meraih pekerjaan yang layak. Jika muaranya demikian dan pihak terkait tak ada dukungan penuh terhadap pergerakan, bisa dipastikan pergerakan mahasiswa hanya tinggal nama. Tapi bagi saya di sana masih banyak alumni yang peduli dan merasa masih memiliki "rumah" yang dulu pernah ia singgahi.

Peran alumni sangatlah besar. Di mana jika tidak ada peran alumni maka sebuah organisasi akan berjalan pincang. Tidak ada dukungan penuh dengan para anggota yang duduk di parlemen. Konsep yang ditawarkan pun pada akhirnya akan mentah begitu saja. Padahal konsep yang ditawarkan jelas memiliki daya tawar tinggi. Jika tidak ada jaringan ke atas kita bisa berbuat apa?

Kembali ke pergerakan mahasiswa muaranya akan kemana? Jelas ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita. Janganlah pada akhirnya ideologi yang ditampilkan hanya membuat kita mengelus dada: klise. Kajian-kajian warung kopi sudah semakin pudar. Mereka lebih suka duduk dengan pecel lelenya tanpa mewacanakan apa-apa. Inilah pada akhirnya tidak ada yang tahu ke depan seperti apa. Yang jelas dulu kita pernah mendengar sebuah lagu yang sering dikobarkan oleh teman-teman:

DARAH JUANG

Disini Negeri Kami
Tempat Padi Terhampar
Samuderanya Kaya Raya
Tanah Kami Subur Tuhan
Di Negeri Permai Ini
Berjuta Rakyat Bersimbah Luka
Anak Kurus Tak Sekolah
Pemuda Desa Tak Kerja
Mereka Dirampas Haknya
Tergusur dan Lapar
Bunda Relakan Darah Juang Kami
Untuk Membebaskan Rakyat

Pada akhirnya kita hanya mengatakan daya kritis dan aktual mahasiswa sangat diperlukan dengan berbagai konsep yang ditawarkan. Tidak perlu revolusi mental yang seakan-akan terlalu dini di tengah perekonomian negeri ini yang amburadul. Untuk itu, perlu adanya konsolidasi dari berbagai organisasi di tengan gejolak di negeri ini. Semoga masih ada yang menggunakan hati nuraninya untuk melihat rakyat miskin di pelosok desa. Dan mahasiswa bisa secara jernih membaca persoalan bangsa tanpa tendensi apa pun. 



Related Post:

0 Komentar untuk "Pergerakan Mahasiswa Muaranya Akan Kemana?"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top