
Aku miris melihatmu hanya tidur
saja seharian. Malam begadang dan merokok hingga habis berapa bungkus. Lalu
kamu tidur lagi waktu subuh tiba. Selimut kau tarik hingga kepala. Kau tidur
nyenyak dan bangun siang hari menjelang dzuhur. Siang itu aku melihatmu bangun,
menghidupkan komputer dan bermain game. Lalu kau dengar langkah kaki dari kamar
sebelah, dan benar dugaanmu saat itu, temanmu mau pergi dan kau tanya :
"Mau ke
mana kamu bro?"
"Beli makan jang."
"Aku nitip nasi padang satu ya? Pake uangmu dulu. Eh, pake ayam dada dan semur jengkol".
"Beli makan jang."
"Aku nitip nasi padang satu ya? Pake uangmu dulu. Eh, pake ayam dada dan semur jengkol".
Hmm, itulah yang kamu lakukan
bertahun-tahun kawan. Makan, tidur melulu, malam begadang, pagi tidur,
siang ngegame, sore jalan-jalan ke Mall. Jujur, aku sebenarnya kasian dengan
pola hidupmu saat ini. Jika aku bertanya mengapa kamu tidak mengerjakan
skripsi? Maka kau jawab "Nunggu mood ku datang bro". Kawan! Kok mood
harus di tunggu? Sampai kapan kamu akan seperti ini. Kamu sadar nggak sih?
Kuliahmu itu sampai detik ini sudah lebih 1 windu. Dan kamu belum lulus juga.
Pun kamu sudah mendapatkan kartu mahasiswa baru alias pemutihan. Adik-adikmu
yang dulu masih SD sekarang sudah kuliah. Apakah kau tak malu kawan?
Kawan. Sudah 10 tahun bersama. Aku tahu kau bisa. Namun tidak memiliki keberanian untuk memulainya. Jika mencoba saja kau tak berani, bagaimana kau akan lulus. Jiwa senimu tinggi, intelektualmu mumpuni, spiritualmu juga kuakui. Namun mengapa tugas akhir tak pernah kau sentuh? Ada apa sebenarnya kawan?
Akhir kata, aku yakin kamu bisa dan pasti bisa. Hanya saja kau belum berani memulainya. Jika kau sudah berani untuk memulai, maka ke depannya akan terasa lebih mudah. Jangan pernah menyerah dan terus bermimpi untuk meraih cita-citamu. Jangan lupa datang Maiyah ya?
Tag :
Refleksi
0 Komentar untuk "Surat Untuk Sahabat"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan