"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Menulis yang Paling Mudah Adalah Apa yang Kita Rasakan

sumber gambar
Menulis paling mudah adalah apa yang sedang kita rasakan. Entah saat tawa, tangis, haru bahkan menderita sekalipun. Buatlah sesuai dengan apa yang anda inginkan. Bisa berbentuk artikel, esai, kolom dan sejenisnya. Menulis yang kita rasakan mengapa bisa mudah? Ya karena kita sedang mengalaminya atau pernah mengalaminya. Pun bisa jadi bakal mengalaminya. 

Misalnya sore ini sedang gerimis (gerimis beneran sekarang lho). Anda bisa bercerita tentang hujan. Bisa dijadikan puisi, artikel, inspirasi atau jika anda tega kepada Tuhan maka anda akan marah denganNya. Janjian makan bareng bersama teman-teman gagal. Jika benar itu terjadi, maka anda tidak pernah bersyukur terdapat nikmat dariNya. Hujan sering menginspirasi para penulis, penyair untuk menuangkan idenya. Sapardi Djoko Damono seringkali membuat puisinya dengan tema hujan. Dibalut dengan rangkaian kata yang indah dan sederhana. Hasilnya bisa memantik hiasan kata yang indah. Enak dibaca dan tentunya sarat makna.

Jika anda masih berpikiran menulis itu susah, maka anda perlu bercermin. Ketika bercermin saja anda bisa melihat mata, hidung, bibir, alis, dagu, mulut, rambut, dan lain sebagainya. Tulislah apa yang anda lihat dan rasakan. Misalnya hidung anda pesek, bibirnya tipis atau mata anda berwarna biru. Dari bercermin saja sudah bisa dijadikan tulisan bukan? Masih adakah alasan bahwa menulis itu susah mendapatkan inspirasi. 

Bagi saya sendiri sebenarnya sama dengan apa yang anda alami. Tapi terus menulis saja menjadi bagian dari belajar untuk terus mengasah skill kita. Jika kelamaan berpikir menulis untuk apa? Lama-kelamaan saya ngak bakal nulis. Benerah deh. Sore ini hujan, maka saya menulis tentang hujan. Dibumbuhi dengan beberapa tambahan kata agar lebih bervariasi dan enak dibaca. Kesulitan menulis itu karena belum berani memulai. Ketik saja. Ya ketik saja dan lanjutkan ketikan anda. Lama-lama otak anda akan bekerja dan jemari anda akan semakin membawa ide masuk ke dalam ketikan. Coba saja?

Menulis beberapa paragraf ini jujur awalnya tidak kepikiran bisa sampai segini. Saya mulai saja dari hujan sore ini. Eh, tidak taunya bisa ke sana kemari. Bukan kah kita sering membaca tulisan para penulis hebat. Banyak yang mereka sampaikan bagaimana agar menjadi penulis yang baik dan bisa bermakna. Jika anda tidak memulainya dengan satu huruf di awal, maka tulisan tidak akan pernah ada.

Menulis apa yang dirasakan itu sangatlah mudah. Mudah dalam arti mau berusaha menuliskannya. Bukan hanya sekadar berkhayal. Dunia khayalan dan nyata itu jelas berbeda. Yang hanya berkhayal tidak akan pernah menulis. Namun yang menulis meskipun masih belajar tetap saja menghasilkan tulisan. Kosakata bisa dipelajari. Tapi niat awal yang tulus untuk memulai menulis itu yang perlu. Tulislah yang sedang anda rasakan. Entah kemarin, lusa atau yang akan datang. Namun yang paling enak mungkin yang sedang anda rasakan. 

Menulis dalam keadaan sedihpun harus menulis. Sedih bisa menginspirasi menjadi tulisan yang sangat jujur. Apa yang sedang alami bisa jadi itu lebih jujur dari pada anda menulis ketika gembira. Menulis dalam keadaaan sedih akan menuntun hati, pikiran dan gerak jemari untuk ikut merasakan, Yang jujur itu yang sedang anda rasakan. Coba baca tulisan nada ketika anda sudah tidak sedih lagi. Akan muncul pertanyaan "Eh, kok bisa ya saya dulu nulis kayak gitu?". Padahal anda sadar betul ketika menulis saat itu sedang sedih. Ternyata kesedihan bisa membuat anda produktif. Jika sedih saja bisa, bagaimana kalau anda senang? 100% harus bisa.

Tuliskan mulai sekarang. Yang anda rasakan. Jangan takut atau malu dibaca orang. Nasihat atau kritik merupakan bagian untuk terus menjadi yang terbaik. Benar bukan? So keep writing.



Tag : Tips menulis

Related Post:

0 Komentar untuk "Menulis yang Paling Mudah Adalah Apa yang Kita Rasakan"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top