"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Susah Ikhlas ketika Hati Mengeras

sumber gambar
Ngomong-ngomong masalah ikhlas, pasti setiap orang membutuhkan waktu untuk bisa menghikhlaskan apa yang pernah terjadi. Baik itu masa lalu, atau barang yang ia miliki hilang. Proses menuju benar-benar ikhlas susahnya bukan main. Kok ikhlas sih? Melupakan saja susah. Ikhlas butuh daya dan upaya yang benar-benar tangguh kemudian bisa dipanggil dengan sebutan ikhlas.

Ada kalanya orang yang santun, sabar, baik perangainya suruh mengikhaskan apa yang paling ia sukai juga susah. Namanya juga yang paling ia sukai. Mengikhlaskan sesuatu yang tidak disukai sangatlah mudah, kok suruh ikhlas? Tidak diminta pun kemungkinan akan diberi. Soalnya tidak suka. Tentu berbeda dengan barang yang sangat disukai.

Pelajaran di atas sedikitnya bisa memberikan sedikit percikan inspirasi bahwa hati manusia itu sama. Fisiknya ya begitu, warnanya, dan semua tidak kebal dari penyakit hati. Masalahnya di sini adalah dari sisi penyakit hati dalam bentuk rohani. Seperti dengki, iri, marah, sombong dan sejenisnya. Itulah yang menyebabkan seseorang untuk susah bersikap ikhlas. Paras mukanya begitu sumringah, senyumnya lebar sekali ketika memberikan bantuan untuk pembangunan masjid. Kemudian apakah ia bisa disebut ikhlas? Belum tentu juga. Hati orang mana yang tau sih. Tapi setidaknya dari gambaran luarnya saja sudah menampakkan aura yang positif ketika memberikan sedekah. InsyaAllah orang yang seperti itu ikhlas--subjektif kita.

Nah, susahnya ikhlas itu ya adanya penyakit hati tadi. Susah ikhlas itu ketika hati mengeras. Mengeras bukan dalam bentuk fisik. Namun hati kita dilumuri oleh penyakit yang membuat hati kita tidak nyaman--seperti yang telah disebutkan di atas. Hati itu kan cuma satu dari beberapa organ tubuh yang dimiliki manusia. Jika daging satu itu sakit, maka sakitlah semuanya. Hatimu buruku maka buruk pula perilakumu. Ini sangat berbeda sekali dengan organ tubuh yang lain.

Sikap untuk nerimo alias ikhlas memang susah. Tapi susah belum tentu tidak bisa. Semua yang kita lakukan harus berada dalam rambu-rambu cintaNya. Jangan mengklaim kita sudah iklas membantu orang lain, ikhlas beramal untuk pembangunan madrasah. Masalahnya yang mengatakan "Aku ikhlas" sejatinya mereka itu tidak ikhlas. Jika ikhlas ya tidak perlu ngomong-ngomong seperti itu. Tetangga dikasih tahu, kerabat, sahabat dekat  tak luput dari "Aku sudah memberikan bantuan ke madrasah 100 ribu".

Seratus ribu saja yang bilang ke semua orang setiap hari. Tiap jumpa, itu aja yang menjadi topik pembicaraan. Bagaimana kalau satu juta, dua juta dan seterusnya. Bisa-bisa dibuat baliho besar bertuliskan "Pak A udah memberikan bantuan sebesar  sekian ". Wah-wah, butuh ikhlas memang susah. Tapi bagi saya, lebih baik orang yang seperti itu memberikan bantuan terang-terangan daripada orang kaya tapi bakhilnya bukan main. Mending yang mau bersedekah walaupun secara terbuka. Setidaknya ia sudah mau berbagi kepada sesama.
Sekian dulu sedikit serba-serbi sebelum menjalankan ibadah salat jum'at. Semoga ada hikmahnya. :) Aamiin. 

Tag : Serba-serbi
0 Komentar untuk "Susah Ikhlas ketika Hati Mengeras"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top