Sofyan Blog's -"Dulu ketika sore hari orang tua saya selalu nitip pesan ke anaknya “ Jangan pulang larut malam, pulanglah sebelum sholat maghrib. Dan pesan itu saya ingat sampai sekarang. Jika kerjaan sudah selesai dan aktifitas tidak harus di selesaikan hari itu, maka aku akan pulang.
Orang bijak pernah berkata “ Jika kau ingin
pulang, pulanglah sebelum fajar terbenam. Sebelum ibumu mencarimu". Kau
tahu kawan. Saat itulah kau seharusnya mengerti betapa orang tua itu sangat
menyayangimu. Saat kau kecil hingga beranjak dewasa, betapa beliau selalu
mengkhawatirkanmu. Apakah kau juga demikian? Kemana kau saat ibumu sakit?
Kemana kau saat ibumu bersusah payah mencuci pakaian untukmu? Ke mana dirimu
saat ibunya hanya sendiri di rumah. Apakah harus tetangga hanya untuk menemaniibumu?
Kemudian setelah dewasa kemanakah engkau? Kau
pergi lagi dengan cita-cita dan egomu itu. Mungkin saja orang tuamu
membolehkanmu merantau dengan harapan pulang menjadi manusia yang berguna.
Bukan sebaliknya, saat kau pulang perubahanmu sangat drastis. Tidak ada lagi
bersalaman dengan mencium tangan ibumu, tidak ada lagi bahasa halus yang biasa
kau ucapkan waktu kecil dulu. Ke mana hati nuranimu? Hingga kau dapatkan ilmu
malah sebaliknya berani membantah orang tua, menyalahkan akidah orang tuamu, sudah
tidak mau bersalaman—dan “hal baru yang kau anggap itu benar” Apakah itu memang
benar? Saya kira tidak. Pasti salah. Ya salah.
Dan akhirnya kita baru sadar saat itu ketika semua telah pergi. Pergi yang mungkin tak akan kembali. Jiakalaupun kembali maka kau dan ayah ibumu akan bertemu di tempat yang tentunya indah yaitu surga. kemudian kau bertanya "Mengapa menyesal hadirnya selalu diakhir?" Ya, itulah penyesalan. Padahal kau tau saat itu apa yang harus kau lakukan--membahagiakan orangtuamu--itulah yang harus kau lakukan.
Setelah mereka pergi, kau duduk sendiri di
pelataran rumah dan teringat saat kau ditimang dan disuapin makan sambil
berlari kesana kemari. Ibumu selalu mengejarmu agar perutmu terisi makanan.
Tidak ada niat lain selain agar buah hatinya sehat, segar, dan tetap ceria
sampai kapanpun. Sadarkah kau saat itu?
Duhai Putra-Putri Bangsa, Duhai anak Ibu. Pulanglah
Ke Pangkuan Bundamu Ketika Mereka Beranjak Senja. Sebelum mereka pergi.
Pulanglah dan berbaktilah kepadanya. Jangan karena pekerjaanmu dan urusan
dengan keluargamu kemudian kau tidak peduli dengan ayah ibumu. Orangtuamu pasti
merindukanmu saat ini. Jangan pernah menyesal setelah mereka tiada. Peluklah
dan ucapkan kata-kata yang membuat orangtuamu bahagia –Sebelum mereka tiada.
0 Komentar untuk "Duhai Anak Ibu, Pulanglah Ke Pangkuan Ibu, Ketika Ibu Beranjak Senja"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan