Ulu hati ngilu
Pemompa darah denyut tak tentu
Dada sesek seperti habis nyabu
Musibah
Ya, Tuhan sedang merayuku
Merintih, menahan sakit paruku
Segelintir rokok tak lagi menghiasi
Bibirku yang hitam membiru
Debu kemarau menambah lukaku
Terhirup menelusup saluran cerna
Hujan enggan datang
Embun pagipun mengamininya
Musibah
Ya, Musibah
Tapi bukan karena Tuhan yang mengharapkannya
Karena ku penghisap
Cerutu
3 bungkus tiap hari
Musibah,
Ya, Tuhan ampuni aku
Izinkan
Cukup 2 bungkus saja
Sekedar buat teman cerita
Sekali ini saja
Tag :
puisi
0 Komentar untuk "Musibah"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan