![]() |
sumber gambar |
Siapa yang tak kenal dengan bakso. Makanan berkuah yang maknyuss. Lebih cocok lagi dimakan saat musim dingin. Apalagi sekarang di Jogja sedang musim hujan. Hampir setiap hari hujan turun tak kenal waktu. Siang, malam, sore bahkan pagi juga turun hujan. Mahasiswa yang mau kuliah terpaksa harus menggunakan mantel. Nah, musim hujan cocoknya makan bakso. Apalagi baksonya enak, murah dan penjualnya ramah. Pokoknya ajiib dehh.
Saya ingin bercerita sedikit tentang bakso yang saya jumpai 2 minggu yang lalu. Saat itu gerimis mulai turun. Perut terasa lapar. Kemudian saya menjumpai beberapa penjual bakso di kanan-kiri jalan. Anehnya saya tetap memacu kendaraannya tidak berhenti. Pas diperempatan sekitar Krapyak tiba-tiba saya belok kanan. Selama saya di Jogja baru sekali melewati jalan itu (jika tidak salah ingat). Dipinggir jalan ada penjual bakso menggunakan gerobak, namun pembelinya banyak. Antri pula.
"Wah, pas banget. Lapar ada bakso yang enak nih!" Batin saya.
Padahal saya sudah melaju sekitar 50 meter. Kemudian balik lagi. Ingin rasanya mencicipi bakso yang banyak pelangganya. Saya berpikir pasti bakso itu kalau tidak enak ya murah. Seteleh memesan saya santai sambil duduk di lesehan bersama beberapa orang yang makan di sana. Namun pembeli kebanyakan memilih baksonya dibungkus. Setelah menunggu hampir setengah jam kemudian bakso datang. Saya tambah kecap, saos dan sambal tiga sendok. Hmm, rasanya mak Nyus dan hot banget. Saya taksir harganya sekitar 7 ribu ke atas. Karena pentol bakso ada 5, yang satu berisi telur puyuh dan ada dua bakso goreng, ditambah pangsit goreng. Nah udah berapa butir didalamnya. Tapi lumayanlah sudah enak harganya mahal tidak masalah. Yang penting hari ini bisa makan bakso yang lezat. Saya kemudian menduga "Pantesan laku gini baksonya, rasanya enak banget".
Setelah selesai makan kemudian saya membayar.
"Pinten regine pak? (berapa harganya pak?) "?
"Gangsal ewu mawon mas. (Lima ribu saja mas)"
Saya tersenyum kemudian memberikan uang ke bapaknya sepuluh ribu. Lalu dikembalikan lima ribu rupiah. Di jalan saya berpikir "Apa untungnya bapak itu?"
Sudah enak, murah lagi. Pantesan banyak banget pelangganya. Bapaknya ramahnya bukan main. Saat ada pembeli yang minta duluan bapaknya menjawab dengan senyum.
Saya kemudian menduga bahwa--mungkin orang kecil seperti bapak penjual bakso itu memilih keuntungan sedikit tapi setiap hari mendapatkan hasil. Daripada harganya mahal tapi sepi pembeli. Untung sedikit tapi terus-menerus hasilnya juga akan banyak.
Lalu saya berpikir lagi (pokoknya mikir terus, hehe). Seharusnya bakso milik bapaknya ini di franchise kan. Atau jika tidak bapak itu seharusnya memiliki berapa gerobak kemudian ada orang lain yang menjualkan baksonya. Lumayan bisa untuk tambahan pemasukannya. Soalnya saya kok yakin kalau bakso itu akan laku jual. Siapa yang tidak suka dan senang jika bakso itu "Enak + Murah". Ya kan?
Lain waktu. Walaupun kos saya jauh, saya terkadang memilih membeli bakso di tempat bapaknya. Saya berdoa semoga bapaknya dimudahkan rezekinya, panjang umur dan yang membeli semakin diperbanyak rezekinya juga + panjang umur juga. Aamiin.
Tag :
Serba-serbi
0 Komentar untuk "Bakso Murah dan Enak"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan