"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Ibuku Selalu Mengkhawatirkanku, Sedangkan Aku?

Keluarga Besar
"Kau sudah baca Al-Qur'an hari ini Rif?" Ibuku menanyaiku melalui telepon.
"Sudah bu"
"Tiap hari kau baca kan?"
"Ngeh bu, InsyaAllah. Walaupun hanya satu lembar (batinku)"
Sejak tinggal di Jogja ibu selalu mengingatkanku tentang salat, ngaji, makan yang teratur dan jangan tidur larut malam. Ibu selalu mengkhwatirkanku setiap hari. Ketika aku di sini hanya santai saja dan belajar. Ibu di sana selalu terpikirkan anaknya yang sedang menimba ilmu di rantau.

Kali waktu ibu kembali meneleponku. Ayah saat itu sedang  yasinan di rumah tetangga.
"Assalamu'alaikum"
"Uhuk-uhuk, Wa'alaikumsalam"
"Lagi sakit ya Rif? Ibu sudah merasakan dua hari lalu. Cerita sama bapak kok sudah hampir seminggu anaknya tidak ada yang nelpon. Ternyata kau sakit?"
"Nggak kok bu. Cuma kecapean aja"
"Kalau belum sembuh cepat periksakan ke dokter ya? Nanti ibu kirim uang untuk berobat"
"Iya bu. Tapi sekarang sudah rada baikan kok"

Begitulah sikap ibu kepada anak-anaknya. Ketika ibu merasakan anaknya sedang sakit, ternyata benar aku sedang sakit. Ibu tidak pernah bisa tidur saat anaknya yang jauh sakit. Tapi itu beda denganku. Saat ibu di sana sakit aku masih saja terlelap tidur. Hanya berdoa setelah salat agar ibu cepat diberi kesembuhan. Tidak ada aktivitas lain selain itu.

Ayah dan ibu berdua di rumah. Ketika ayah sakit dan ibu sakit siapa yang mengantarkannya berobat? Tetangga kamilah yang mengantarkan ayah dan ibu. Sedangkan aku di sini hanya menghabiskan waktu terkadang tidak tentu ke mana. Belajar ketika mendapati tugas. Selain itu, banyak waktu yang tersisa. Akhir-akhir ini Alhamdulillah waktuku kugunakan untuk membaca dan menulis. Setidaknya jika aku pulang nanti aku akan memberikan bingkisan kebahagiaan buat orangtuaku. Tetapi aku selalu berdoa semoga Ayah, ibu dan kakakku selalu diberikan kesehatan. Aamiin.

Aku tumbuh menjadi besar adalah jerih payah orangtuaku. Aku tumbuh dari suapan-suapan kecil dari ibu yang selalu menjagaku. Kadang aku merengek ketika masakannya tidak enak. Bukan itu saja, terkadang sengaja aku muntahkan. Padahal ibu mati-matian membikinkan makanan yang enak untukku. Aku berangkat sekolah diantar oleh ayah. Tentunya baju dan celanaku dipakaikan seragam yang sudah ibu cuci bersih. Lebih dari itu, ibu bangun sebelum subuh kemudian memasak dan menyetirka bajuku. Ibu memberikan uang saku kepadaku. Aku masih saja merengek minta tambah. Dan masih banyak cerita lain yang membuat ibuku kesal. Tapi ibu tidak pernah menampakkak kekesalannya padaku.

***
Aku mulai tersadar sekarang. Mengapa kok baru sekarang? Sudah terlambatkah? Mungkin iya. Tapi bagiku hanya ingin membahagiakannya dan bisa membalas budi baik ayah dan ibu. Walaupun itu mustahil terjadi. Kebaikannya melebihi apa pun yang aku miliki sekarang. Aku ingin menjadi anak yang berbakti. Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh dan kembali ke desa untuk mengamalkan ilmuku. Aku ingin bersama ibu setelah aku selesai. Kakakku jauh haruskan aku bekerja jauh? Banyak anak yang sukses tapi tidak mau mengurus ibunya. Bahkan mereka lupa pada orangtunya. Bukankah orangtua bangga ketika kelak anak-anaknya saat hari tua semua ada di sampingya?
Aku cinta kepadamu ayah dan ibu. Semoga ayah, dan Ibu  selalu panjang umur, mudah rezekinya, dilancarkan semua hajatnya.  Dan doakan aku dan kakak bisa sukses di tanah rantau. I love u mom and dad :* 

Tag : Refleksi

Related Post:

0 Komentar untuk "Ibuku Selalu Mengkhawatirkanku, Sedangkan Aku?"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top