![]() |
sumber gambar |
Dari kejadian yang saya alami, kemudian kita harus berpikir seharusnya perempuan tidak membuak aurat seperti itu. Okelah jika itu memang hak mereka. Hak untuk ngapain saja mungkin bebas bagi mereka. Toh dia juga tidak mengganggu kita. Itu alasan yang tidak salah kawan. Namun alangkan baiknya jika pakaian yang kita pakai menampakkan keanggunan dan nyaman dilihat orang lain. Biarlah suami/istri kita yang melihat lekuk tubuh kita. Sedangkan orang lain jika dimungkinkan jangan sampai melihat tubuh kita apalgi sampai pada hal yang kurang bagus.
Jogja kembali mendapat ujian. Saya meyakini, belum tentu atau bisa jadi orang Jogja tidak mau mengumbar aurat demikian. Dan mereka para pendatang yang mungkin mempunyai kulit yang mulus, wajah yang cantik nan menawan untuk tidak pamer di depan umum. Kasian lah ibu mereka yang dari kecil mendidik anaknya agar memiliki akhlak yang baik. Namun siapa sangka ketika sudah sekolah ke perguruan tinggi semua serba berbalik. Pergaulan bebas, narkoba, judi, dan minum-minuman keras sudah menjadi kebiasaan. Naudzubillah.
Akhirnya, kita hanya bisa berdoa. Semoga generasi kita di masa mendatang diberikan akhlak yang baik, mau menutup aurat dan menjaga harga dirinya dengan penuh. Jangan sampai kita menemukan lagi perempuan yang bebas mengumbar aurat hanya untuk pamer karena tubuhnya indah. Tuhan lebih menyukai mereka yang menutup aurat walupun tubuhnya mempesona. Semua yang diberikan oleh Tuhan akan dimintai pertanggung jawaban kelak. Maka jagalah sebaik mungkin setiap jengkal pemberian Tuhan, jangan sampai kita semua diperbudak oleh nafsu belaka.
Tag :
Serba-serbi
0 Komentar untuk "Laki-laki dengan Pakaian Tertutup vs Perempuan dengan Celana Ketat"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan