![]() |
sumber |
“Orang
yang rumahnya bagus, ubinnya marmer, namun masih mengantre bantuan langsung
tunai (BLT), itu menunjukkan dia miskin,” katanya saat memberi tausyiah
kegiatan bertajuk “Membangun Akhlakkul Kharimah” di Semarang, Sabtu.
Kegiatan tausyiah Pendidikan Budaya Karakter Bangsa (PBKP) itu
diselenggarakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kesatrian 1 Semarang yang diikuti
ratusan siswa dan orang tua siswa, sejalan dengan program pendidikan karakter.
Menurut Gus Mus, orang yang masih merasa butuh menunjukkan rasa
kekurangan, berbeda dengan orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang
dimilikinya, tidak kekurangan meski secara ekonomi termasuk tingkat bawah.
“Orang yang tidak punya apa-apa, namun juga tidak butuh apa-apa
menurut saya itu termasuk kaya, dibanding mereka yang secara materi kaya,
rumahnya banyak, punya 500 mobil, namun masih saja merasa kekurangan,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang itu
menceritakan pernah bertemu dengan seorang petani yang hidupnya sederhana,
kemudian menawarinya makan nasi putih hanya dengan lauk ikan asin dan sambal.
“Sehabis makan lalu ’glegekan’ (bersendawa), disusul ucapan
Alhamdulillah. Hal itu menunjukkan betapa nikmatnya makan meski hanya dengan lauk
seadanya, sebab petani itu selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya,”
katanya.
Berbeda dengan orang kaya yang bisa membeli makanan dan lauk apa
saja, kata dia, namun tidak bisa menikmati kelezatan makanan, karena memiliki
penyakit yang membatasinya makan dan mengharuskannya mengonsumsi obat-obatan.
Karena itu, Gus Mus mengingatkan untuk tidak bersikap berlebihan
dalam segala hal, seperti mencintai dunia secara berlebihan, termasuk juga
beribadah secara berlebihan, namun lakukan segala sesuatu secara wajar.
“Ada filosofi Jawa yang menyebut hidup sekadar mampir ’ngombe’
(minum, red.), esensinya sama juga yang diajarkan di Islam menyiratkan bahwa
hidup di dunia hanya sementara. Jangan disikapi secara berlebihan,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang Toto mengatakan,
kegiatan yang menghadirkan Gus Mus itu dimaksudkan memberi bekal pada siswa dan
orang tua siswa terkait pendidikan karakter dan budaya kebangsaan.
“Kami menyadari bahwa karakter kebangsaan mulai luntur. Tak hanya
melalui kegiatan ini, kami secara aktif juga memberi pelatihan kepada seluruh
warga sekolah, mulai siswa petugas kebersihan terkait pendidikan karakter,”
katanya.
Tag :
Politik,
Serba-serbi
0 Komentar untuk "Kata Gus Mus: Koruptor itu Cerminan Orang Melarat"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan