"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Bagaimana Peran Pesantren Melahirkan Karya Sastra?

Pesantren mendidik manusia agar lebih mengenal Tuhannya. Tidak hanya tentang ilmu agama saja yang tinggi, namun mendidik manusia supaya hidupnya lebih bermakna nantinya. Lingkungan pesantren biasanya mengajarkan 2 hal. Ilmu fikih dan ilmu 'alat. Dua hal tersebut menjadi pondasi adanya pesantren. Pesantren lahir di tengah kegelisahan masyarakat  betapa butuhnya pendidikan yang benar-benar mendidik tentang perilaku santri-santrinya. Jika tidak, siapa yang akan mengawasi generasi muda yang ke depannya bisa berbahaya.

Haflah Akhirussanah PP Darul-Muttaqien Jambi (Pesantrenku)
Peran pesantren sangatlah signifikan untuk menjaga moral anak bangsa. Pesantren jugalah yang melahirkan tokoh-tokoh besar. Para kyai, dan ustadz memberikan ilmunya tanpa pamrih. Pelajaran di pesantren seperti tentang nahwu atau tata bahasa bahasa arab biasanya di hafalkan dengan bait-bait nadom. Hal ini lebih memudahkan untuk menerima ilmu yag diberikan. Bait-bait nadom ini terlantun dengan suara yang indah dan merdu. Dari sanalah lahir keilmuan sastra dari pesantren. Di Madura pesantren besar seperti An-Nuqoyah dan Al-Amin memberi ruang sendiri bagi santri-santrinya untuk mengembangkan bakatnya. Misalnya bepuisi dan bergabung dengan bengkel puisi.

Tidak kalah hebatnya, santri-santri di sana kerap kali mengirimkan tulisan-tulisannya diberbagai media. Seperti majalah sastra terbesar di Indonesia misalnya Horizon. Tidak sampai disitu, santri-santri juga mengirimkan tulisannya ke koran-koran lokal, dan banyak sekali yang sudah diterbitkan. Hal ini sangat menguntungkan sekali. Selain belajar tentang ilmu keagamaan juga mendapatkan ilmu tentang sastra. Mereka berpuisi dengan sangat puitis. Bersair indah menembus batas. Ketika matahari menyapa bumi, santri-santri menggenggam kitab kuningnya untuk mengaji. Tatkala mega merah di sore hari telah hilang dan mata sudah mulai mengantuk. Dari bilik kamar tedengar bait-bait puisi yang terlantun, bait-bait nadom yang diulang-ulang, dan bahkan belajar diskusi tentang  bagaimana menghadapi kehidupan.

Begitulah pesantren mengajarkan santri-santrinya. Pesantren konvensional atau klasik memiliki kiai-kiai hebat. Tapi jarang sekali di ekspose di media. Para ustadz-ustadz yang (mohon maaf) masih pas-pasan ilmunya terkadang sudah di ekspose dan bahkan ada sebagian yang masih salah dalam mengalunkan kalimah-kalimahNya namun sudah berani memberikan fatwa. Hal ini perlu diwaspadai. Karena di pondok-pondok yang klasik biasanya mengajarkan hal yang dasar dulu seperti tajwid, tauhid, safinatunnajah, dan akhlak. Pelajaran ini dimaksudkan agar santri-santi benar dalam membaca AL-Qur'an dan paham benar tentang fikih-fikih dasar. Dari sinilah sastra juga lahir dengan berbagai gaya pesantrennya. Dengan tema yang tidak jauh dari Ketuhanan, kemanusiaan, dan tema-tema lain yang masih berkaitan. 



Related Post:

0 Komentar untuk "Bagaimana Peran Pesantren Melahirkan Karya Sastra?"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top