"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Faktor Yang Mempengaruhi Suksesnya Merger Dan Akuisisi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKSESNYA MERGER DAN AKUISISI
By
Gabriele Carbonara, Associate Professor, Parthenope University of Naples
Caiazza Rosa, Assistant Professor, Parthenope University of Naples
Abstrak
Paper ini akan memberikan kontribusi tentang merger dan akuisisi. Ada pemahaman yang penting tentang elemen yang mempengaruhi keberhasilan merger dan akuisisi. Sehingga nantinytulisan ini memberikan gambaran mengenai  merger dan akuisisi tentang pengembangan suatu kerangka kerja integratif. Proses merger dan akuisisi bisa membuktikan adanya unsur-unsur utama yang menyebabkan perusahaan gabungan untuk mencapai keuntungan yang kompetitif.  Adapaun faktor utama yang mempengaruhi perusahaan untuk mencapai kompetensi khusus melalui merger dan akuisisi adalah kombinasi dari dua bisnis dan memberikan bimbingan kepada manajer agar dapat menciptkan nilai.
PENDAHULUAN
            Perusahaan yang memiliki resiko ketidakpastian tinggi karena  kesulitan menggabungkan dua entitas dengan struktur berbeda yaitu harus melalu proses, proseder, sistem dan budaya yang baik. Meskipun bukti empiris membuktikan bahwa rata-rata merger gagal untuk meniptakan nilai bagi pemegang saham oleh perusahaan tersebut. Perusahaan harus menggunakan strategi pertambahan nilai. Ada pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses merger dan akuisisi. Ada literatur yang menyebutkan bahwa pada awalnya ketika ingin melakukan merger dan akuisisi harus mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptkan kompetensi khusus melalui merger dan akuisisi.
sumber gambar
            Langkah awal mengasumsi bahwa keunggulan kompetitif seperti portofolio kepemilikan dan kompetensi yang baik akan sangat sulit di contoh. Hal-hal yang harus dilakukan adalah adalah mencoba untuk mewujudkan kerangka kerja agar dapat mempengaruhi penciptaan kompetensi khusus. Proses penciptaan keunggulan kompetitif berdasarkan kompetensi sebagai kriteria evaluasi keberhasilan dapat dengan menunjukkan periode singkat tentang laporan keuangan.
            Para peneliti mengatakan bahwa kesulitan dalam melakukan merger dan akuisisi telah diketahui dengan alasan yang strategis yaitu kurangnya evaluasi. Peneliti juga setuju bahwa implementasi pasca kesepekatan merger dan akuisisi menjadi tantangan yang sangat besar. Tantangan integrasi pasca akuisisi telah dipelajari dari perspektif pengelolaan dan pemahaman mengenai proses integrasi dan dampak perbedaan budaya organisasi. Faktor penting integrasi adalah perusahaan gabungan harus direkomendasikan mengarah pada keuntungan yang kompetitif.
            Sumber daya dan nilai dasar perusahaan merupakan landasan dasar untuk memahami bagaimana keunggulan kompetitif dalam perusahaan dicapai dan bagaimana keuntungan harus dipertahankan dari waktu ke waktu (Barney, 1991; Prahalad dan Hamel, 1990). RBV mengasumsikan bahwa perusahaan dapat dikonsepkan sebagai kumpulan dari sumber daya yang heterogen kemudian didistribusikan ke seluruh perusahaan. Perbedaan sumber daya dalam perusahaan harus bisa dipertahankan dari waktu ke waktu (Penrose, 1959).
            Berdasarkan asumsi di atas, peneliti teleh memberikan teori bahwa ketika perusahaan memiliki sumber daya yang berharga, langka, sulit ditiru, maka perusahaan tersbut akan mencapai keunggulan yang kompetitif secara berkelanjutan dengan menerapkanm strategi penciptaan nilai yang tidak mudah diduplikasi oleh perusahaan bersaing (Barney, 1991). Dalam setiap industri, organisasi diakui memiliki kompetensi yang khas yaitu kemampuan untuk berkompetensi dengan pesaing. Istilah kompetensi khas pertama kali digunakan oleh Selznick (1957) untuk menggambarkan karakter suatu organisasi mengacu pada organisasi yang tidak baik terutama dibandingkan dengan pesaingnya. Hasilnya, Andrews (1971) lebih menekankan konsep organisasi dengan menunjukkan bahwa organisasi bisa melakukan lebih dari pesaingnya.
            Kinerja perusahaan bisa dinilai dengan meningkatnya kinerja keungan perusahaan. Keberhasilan harus dinilai pada dampaknya terhadap keunggulan kompetitif jangka panjang. Hal  ini sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menggabungkan dua entitas yang berbeda untuk menciptakan kompetensi khusus yang baru. Merger dan akuisisi jangan dilihat sebagai transaksi tetapi sebagai sebuah proses yang bisa dibagi menjadi tahapan. Aspek pertama  adalah  pra kombinasi. Aspek ini menjadi faktor yang berbeda untuk mempengaruhi keputusan strategis yang harus seimbang dengan tujuan untuk menghindari proses keputusan yang tidak sesuai. Keputusan strategis untuk bergabung dengan melakukan merger dan akuisisi harus didasari kemampuan untuk menegosiasikan harga yang keduanya menjadi aspek penting. Karena kedua hal tersebut akan berdampak pada proses keberhasilan. Tahap kedua  adalah integrasi organisasi dan budaya yang dipengaruhi oleh analisis keberhasilan. Dan tahap ketiga adalah menciptkan suasana yang memudahkan proses penciptaan kompetensi khusus. Fase ketiga menyangkut pembuktian untuk menciptakan kemampuan yang terkait atau tidak terkait dengan sebelumnya. Perusahaan baru harus bertujuan menciptakan nilai untuk mencapai keunggulan yang kompetitif.
            Model bisnis yang menggunakan dasar penciptaan nilain akan kurang dipahami dan  akan gagal menciptkan kondisi organiasi atau kondisi eksternal yang diperlukan untuk mewujudkan nilai tersebut. Perusahaan yang tidak efektif ketika melakukan akuisisi menyebabkan organisasi tersebut akan sulit berkembang. Dalam arti tidak mudah dipahami dan dikomunikasikan oleh konstituen baik didalam atau luar perusahaan. Hal ini menyebabkan kecerobohan dan kesulitan dalam proses negoisasi. Sebuah kesepakatan dalam proses negosiasi menjadi faktor yang mendasari model bisnis. Dan hal ini diharapkan bisa menciptkan nilai untuk kelancaran pasca akuisisi. Kegagalan bisa terjadi karena tahap kesepakatan awal dalam organisasi tidak berjalan baik dan kurang efektifnya organisasi untuk proses akuisisi.
PEMBAHASAN
            Strategi yang buruk dan integrasi akuisisi yang buruk tidak bisa berjalan seimbang dengan teori-teori yang ada. Integrasi pasca akuisisi bukanlah aktifitas yang mudah kemudian mengambil kesepekatan dan hanya ditandatangani. Hal ini harus diformulasikan dengan tiga tahap di atas dengan terus memperhatikan kinerja integrasi perusahaan. Integrasi harus menjadi proses transfromasi kreatif yang lebih baik dan lebih kuat dengan sumber daya dan  kemampuan yang baik. Penggabungan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menciptakan nilai. Tahapan dalam proses evolusi perlu adanya pemahaman tentang bagaimana kelemahan dalam menuntut satu tahap ke tahap berikutnya.
·         Pra-kombinasi
Merger dan akuisisi adalah alat untuk mencapai tujuan strategis perusahaan dan bisnis. Strategi perusahaan adalah bagaimana cara mengoptimalkan portofolio bisnis bahwa perusahaan saat ini memiliki portofolio yang dapat diubah untuk kepentingan pemegang saham. Strategi bisnis bertujuan untuk meningkatkan perusahaan pada posisi yang kompetitif di pasar secara berkelanjutan. Merger dan akuisisi memiliki beberapa alternatif solusi yaitu aliansi strategis, pertumbuhan organik, outsourcing dan lain sebagainya.
Secara umum perusahaan cenderung melakukan akuisisi dengan tujuan strategis untuk mendapatkan kekuatan pasar, mencapai skala ekonomi dan ruang lingkup internalisasi operasi vertikal  untuk menghemat biaya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh sumber daya komplementer dan kemampuan yang dapat dimanfaatkan dari pengakuisisi pada keunggulan komeptitif yang harus ditingkatkan dari kedua perusahaan pasca merger. Efektifitas merger dan akuisisi dalam mencapai tujuan strategis akan tergantung pada kedua konseptual dan validitas strategi empiris. Bukti menunjukkan bahwa pendapatan meningkat umumnya sulit untuk mencapai pengurangan biaya dengan tujuan strategis merger dan akuisisi.
·         Tahap Integrasi
Integrasi dua organiasi bukan masalah jika harus mengubah struktur dan membangun hirarki otoritas yang baru. Hal ini melibatkan sistem integrasi, proses, strategi, sistem pelaporan dan lain sebagainya. Semua yang telah disebutkan melibatkan orang dalam berintegrasi. Mungkin ini akan melibatkan perubahan budaya organisasi dalam upaya penggabungan kedua perusahaan. Dalam manajemen strategis merger yang paling sering diklasifikasikan pada tingkat keterkaitan dari dua perusahaan. Pilihan keterkaitan anatara dua perusahaan dimerger tergantung pada motif balik merger. Namun semua itu tergantung pada jenis merger bagaimana perusahaan harus memutuskan sebelum melakukan implementasi strategi.
Strategi yang akan menentukan sejauh mana dua sistem perusahaan digabungkan dan sejauh mana bisa menjalin hubungan baik antar karyawan. Gap analisis adalah titik awal untuk mengidentifikasi semua perbedaan struktural yang dapat mempengaruhi perbedaan perilaku antar bagian. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme integrasi yang tepat. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi semua perbedaan mengenai lingkungan yang kompetitif dan makro, kesepakatan dalam setiap unit bagian, peran kepemimpinan dan tipologi kepemimpinan. Analisis ini mempengaruhi pilihan dan pelaksanaan kedua proses akulturasi dan strategi integrasi antara perusahaan yang merger.
·         Tahap Penilaian
            Tahap penilaian dimana hubungan antar kedua perusahaan harus berjalan dengan baik. Suasana yang tepat harus diciptakan. Jenis suasana tergantung pada kompatibilitas struktural antara perusahaan. Dan juga motivasi yang kuat agar dapat berinteraksi sehingga bisa disebarkan di semua tingkat hirarki. Meskipun ada kondisi obyektif namun pemimpin harus mampu menjadi motivasi para pekerja agar kedua organisasi tersebut bisa bekerja sama.  
            Atmosfer yang diciptakan melalui proses integrasi mempengaruhi kemampuan daya serap dua perusahaan untuk mengenal nilai eksternal atau kompetensi dan asimilasi. Kemampuan asimiliasi adalah bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan.  Kemampuan yang bisa dicapai oleh kedua perusahaan dengan cara mengkombinasikan budaya dan pengetahuan antara kedua perusahaan.

Merger dan akuisisi untuk menghasilkan kompetensi tersendiri yang tidak terkait dengan kompetensi yang spesifik dari setiap bagian akuisisi. Pengoperasian merger dan akuisisi antara dua perusahaan ini begitu rumit sehingga keberhasilannya tergantung pada kemampuan untuk mengelola setiap tahapan proses evaluasi yang dampaknya terhadap seluruh proses. Proses ini harus diterapkan pada semua tingkat hirarki dan harus memiliki visi yang sama antara kedua perusahaan. 

Oleh : Muhammad Sofyan Arif



Related Post:

0 Komentar untuk "Faktor Yang Mempengaruhi Suksesnya Merger Dan Akuisisi"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top