Saya selalu menikmati lingkungan saya saat ini. Setidaknya
jauh dari hiruk-pikuk dan keramaian kota yang terasa asing bagiku. Tapi bagiku
adalah menjadi bagian dari lingkungan adalah sesuatu yang harus saya lakukan.
Pada akhirnya saya benar-benar menikmati nikmatnya kebersamaan ini yang lahir
dari lingkungan yang masih sadar akan gotong royong, kerja bakti dan ngeronda.
Kemudian lelah saya menghilang ketika pulang ke gubuk sambil menyandarkan bahu pada
dinding rumah. Televisi kemudian kunyalakan dan tersorot berita yang saban
hari menjadikanku tambah naik darah. Bagaimana tidak? Yang disorot selalu saja
para koruptor, demonstrasi yang berakhir ricuh, pembunuhan, penganiayaan, tawuran, KDRT bahkan
pemerkosaan.
Oh, aku baru sadar. Duniaku memang berada pada lingkungan ini. Biarlah
mereka menayangkan apa saja yang terpenting jangan mengusik ketenangan dalam
lingkungan ini. Kami tidak butuh disorot dan dimasukkan ke media karena kami
merasa nyaman di sini. Ya biarkan saja mereka mau menyorot apa yang penting
jangan usik lingkungan kami. Kami selalu menghargai siapa saja, tetapi mengapa
kami selalu di suguhi tayangan yang membuat darah kami selalu mendidih. Di mana
letak hati nuranimu? Apakah kemudian jika menayangkan sesuatu yang setidaknya
membuat kami tenang dan menikmati tontonan itu membuat mereka tidak dapat uang
banyak. Entahlah. Itu sekali lagi juga bukan urusan kami. Yang kami rindukan adalah rasa kedamaian.
Hmmm, sudahlah, kami mengerti mereka dan seharusnya mereka
mengerti kami. Kami akan selalu di sini bersama dengan masyarakat yang damai
dan mengerti adab dan sopan santun. Lingkungan kami lebih beretika. Kami juga
tidak mau sibuk-sibuk ngurus mereka. Biarkan saja. Jika mereka mengerti
kami setidaknya harus mau memandang kami yang di sini. Karena jalan di depan rumah yang berlubang tak terhitung, madrasah hampir, jembatan tidak diperbaiki dan banyak masalah yang lain. Sorot yang ini saja. Jangan wajah kami.
Apakah kemudian menunggu atap roboh baru mereka sadar betapa daerah pelosok ini membutuhkan bantuan? Bukan uang, bukan jabatan, bukan pula belas kasihan. Yang dibutuhkan hanya sarana dan prasarana untuk belajar anak-anak kami. Dimana mereka adalah penerus negeri ini. Tapi jikalaupun itu memang belum bisa, biarlah lingkungan ini menikmati kedamaiannya sendiri.
Baca juga: Tiga Polisi Paling Jujur Sedunia.
Tag :
Serba-serbi
0 Komentar untuk "Jangan Usik Lingkungan Kami?"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan