Menulis memang manjadi hal yang menarik dan bisa jadi memberi rezeki kepada kita. Entah itu menulis melalui blog, buku, koran, atau media lainnya. Yang jelas menulis secar produktif akan menghasilkan--walaupun bukan berupa uang bisa jadi sebuah kepuasan--dengan apa yang kita tulis. Apalagi yang kita tulis dapat membawa manfaat bagi orang lain.

Perkataan demikian yang menjadikan saya lemah
dan bimbang. Terkadang ingin melanjutkan menulis dan di lain waktu saya akan
berhenti. Karena tidak sesuai dengan bidang keilmuan saya. Kemudian apakah ini
salah bagi saya yang memilki background teknik menulis karya seperti
cerpen atau novel. Pernyataan tersebut belum bisa saya jawab. Mungkin mereka
yang memiliki backgorund teknik merasa asing dan aneh kok bisa
orang teknik menulis puisi. Bahkan dianggap melo, alay dan
semisalnya.
Godaan yang demikian ini kembali membuat
pertahanan tentang komitmen menulis saya memudar. Setelah memudar jadi dilema. Mau
nulis salah tidak menulis salah. Mau berubah salah tidak berubah juga salah.
Rasa seperti ini yang membuat saya tidak bisa maju. Jawabannya adalah saya
sering mendengar perkataan orang yang tentunya apa yang mereka katakan belum
tentu terbaik buat saya. Melangkah ke depan lebih baik dari pada saya harus
menyerah. Toh nanti jika teman-teman saya menjatuhkan saya karena saya menulis
buku yang bukan dalam bidang saya setidaknya saya bisa menjawab saya punya buku
ini. Kamu punya karya apa?
Itu jelas menjadi pukulan telak buat mereka yang
selalu melecehkan karya kita. Mungkin ada benarnya. Tidak semua salah. Karena
tujuannya untuk mengembangkan bidang keilmuan yang saya miliki. Tetapi jika
saya memaksakan menulis yang belum saya sukai maka menulis apa pun tidak akan
total. Yang sudah disukai saja terkadang masih maju mundur. Menunggu mood datang.
Benar bukan?
Tetapi pada akhirnya saya memberanikan diri
mencari teman sharing sekedar untuk memberi penilaian terhadap diri saya. Dari
pertanyaan yang saya ajukan tentang menulis buku tapi tidak sesuai bidangnya
apakah itu lucu bagi saya dan membuat malu hidup saya. Teman saya menjawab
tidak. Mengapa harus malu. Banyak sekali penulis yang bukan dari background sastra
tetapi mereka bisa menulis entah itu novel, puisi, kolom, essay, opini atau
cerpen. Tidak usah malu dan merasa lucu. Karena tulisanmu membuatmu
lebih dari yang lainnya. Ada juga yang mengatakan kalau sudah menulis buku itu
berarti pakar. Saya tidak menjawab iya atau tidak. Realistis terhadap apa
yang ada saja. Jika pakar disandangkan pada bahu saya tetapi saya belum bisa
apa-apa maka makna pakar akan mencederai dan menjadi bumerang buat saya. Lebih
baik tidak pernah dikatakan bisa apa saja tetapi kita bisa menghadirkan
karya-karya yang luar biasa. So, keep calm and
action. Keep writing for your life.
Baca juga: Menulis yang baik itu seperti apa?
Tag :
Tips menulis
0 Komentar untuk "Jika Ingin Menulis, Lupakan Background kita, Mengapa?"
Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan