"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Introspeksi, Kita Harus Bagaimana Menyikapinya?

sumber gambar
Saya sendiri bingung akan bersikap seperti apa? Memilih para pencela atau pembela. Bagi saya, berpikiran positif setidaknya bisa menenangkan saraf dalam otak. Kejadian lusa tentang meninggalkan salah satu polisi akibat ditembak ketika mau menjalankan ibadah salat subuh. Tepat menuju masjid polisi tersebut ditembak dan seketika juga meninggal. Yang membuat saya miris adalah banyak sekali hujatan dan caci maki. Seakan-akan polisi tadi adalah bagian dari oknum polisi suka menilang kendaraan kemudian minta uang. Tanpa prosedur yang benar. Jika benar tidak masalah.

Salah satu ucapan yang menurut saya cukup mengagetkan adalah ada yang berkomentar seperti ini "Kami bahagia seekor antek thogut tewas" ada lagi "Perampas uang rakyat telah meninggal tertembak" Wah-wah. Ini ajaran islam dari mana? Kok seperti ini kejadiannya. Apa kemudian setelah mencela mereka akan puas? Wong jelas perkataannya kasar, dan terasa kurang ajar begitu. Terus para koruptor itu bagaimana?


Mari telisik sejenak. Apakah semua polisi berperilaku buruk? Saya kira juga tidak. Saya juga tidak ingin memilih menjadi pembela atau mencela. Bagi saya hanya ingin berbagi apa yang ada dalam pikiran saja. Apakah kemudian kanjeng Rasul dulu sering menghujat seperti itu? Jawabannya sudah pasti TIDAK. Kemudian mengapa kita harus bersikap yang mengerikan dan menghujat seperti itu.

Lihat saja kronologisnya. Sang polisi mau berangkat ke masjid. Saya juga tidak beranggapan yang ke masjid baik semua. Setidaknya pikiran positif saya semoga yang masih mau menjalankan ibadah salat termasuk orang-orang yang baik. Janganlah sesuatu ditafsirkan mengikuti kelompok mayoritas. Biarlah kita menjadi kita. Soalnya sering tafsir mayoritas bahwa "A" itu sering melakukan perbuatan yang merugikan. Kemudian yang lain berbondong-bondong ikut-ikutan. Akhirnya mengiyakan. Apakah begitu pola pikir kita?

Saya kok yakin. Jika orang yang berpikiran baik akan selalu tenang. Jiwanya penuh dengan taburan partikel-partikel cinta. Cinta kepada sesama, cinta kepada alam, dan umumnya cinta kepada makhluk Tuhan. Ngeri rasanya jika sedikit-sedikit main olok-olok. Saling menyalahkan, saling memfitnah. Menganggap argumentasinya paling benar. Paling masuk akal dibanding yang lainnya. Sebentar dulu, apakah kita sudah mengukur dengan masalah-masalah lain. Atau kita hanya main spekulasi saja? 

Kejadian seperti di atas membuat muka saya sedikit masam. Senyum saya juga tidak bisa mengembang. Kok bisa ya generasi sekarang menghujat tanpa melihat masalah secara detail? Harusnya kan dilihat secara tuntas. Jangan setiap kejadian yang diberitakan media itu benar semua. Bisa jadi dibumbui tambahan yang memang tidak ada. Biar berita tersaji secara menarik. Pemirsa secara tidak sadar akan dibawa ke arah hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan.

Ah, sudahlah. Saya tidak ingin panjang lebar. Yang pasti kita harus memiliki jiwa yang besar. Jangan cepat menyimpulkan jika tidak tahu masalahnya. Jangan suka mengolok-olok. Belum tentu kita lebih baik dari yang diolok-olok. Toh semua agama saya kiri juga selalu mengajarkan bagaimana hidup rukun, damai dan saling menjaga satu sama lain. Bukankan hidup yang tenang dan bahagia yang kita inginkan? 

Monggo kritik dan sarannya. Dengan senang hati sebagai introspeksi saya untuk terus belajar dan belajar. Wallahua'lam Bisshowab.

Tag : Serba-serbi

Related Post:

0 Komentar untuk "Introspeksi, Kita Harus Bagaimana Menyikapinya?"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top