"Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya"

Selamat Datang di Sofyan Blog's - "Kesuksesan hanya milik mereka yang mau berjuang"

Ngaji - Kudu Ngerti Gurune

sumber gambar
Ngaji. Setiap orang islam seharusnya mau mengaji. Kalau tidak mengaji bagaimana akan tahu ilmu islam. Bagaimana rukun islam, rukun iman, tata cara shalat, fardu wdhu' dan lain sebagainya. Pun kita harus mengaji dulu agar tahu huruf hijaiyah. Alifm ba, ta, tsa dan seterusnya. Ngaji tidak boleh asal-asalan. Harus dimulai dari awal misal membaca Al-Qur'an agar fasih dan benar adalah belajar tajwid. Bagaimana panjang pendeknya, bacaan apa, dibaca berdengung atau keras, atau pun dibaca samar-samar. Ketika nun mati bertemu dengan huruf ya maka dibaca Idgam Bighunnah harus dibaca berdengung. Ketika nun mati bertemu dengan 'ain harus dibaca idzhar atau keras. Nah ini pelajaran awal dan dasar sekali. Ngaji tidak hanya itu, mendengar ceramah, pengajian dan sejenisnya. Itu juga namanya ngaji.

Lalu yang sekarang manjadi pertanyaan adalah kita sering mengaji tapi tidak tahu guru kita itu siapa. Habib Umar Mutohar dari semarang ngendiko: banyak sekarang yang ngaji tidak tahu gurunya. Suka mengaji dengan mendengarkan radio, tidak tahu yang memberi ceramah itu siapa. Dimana dia ngajinya, siapa gurunya, bagaimana kepribadiannya dan bagaimana sikap sehari-harinya. Apakah dia orang yang tawadhu', ngaji dengan benar atau hanya ustadz instanan yang berani muncul di media seperti radio. Banyak jama'ah yang kemudian mendengarkan dan mengikuti tausyiahnya. Kemudian mengiktu apa yang diajarkannya. Padahal ajaran itu banyak yang memojokkan umat islam lain. Menganggap yang lain itu salah. Sukanya mengadu domba. Piye iki? Jika kita tahu siapa yang memberikan cermaha tersebut itu tidak masalah. Monggo ngaji dengan siapa saja boleh.

Akhir-akhir ini kita sering digemparkan oleh orang yang sukanya hanya menyalahkan. Amalan yang lain berbeda dikatakan kafir. Padahal orang yang mengatakan kafir jika yang dituduh itu orang islam, bisa jadi itu kembali ke yang mengatakannya. Makanya ngaji itu perlu bimbingan. Jangan hanya asal-asalan. Belajar menerjemahkan Al-Qur'an juga harus hati-hati. Jangan bebas menafsirkan sesuka hati. Dan menganggap tafsir kamu adalah yang paling benar. Yang lain salah. Ini yang harus ditekankan.

Belajarlah dengan baik, tata cara yang santun, tentunya dengan guru yang benar-benar tahu tingkat kelilmuannya. Jangan ngaji asal mendengarkan dari media, padahal kita tidak tahu yang ngajar ngaji itu siapa. Jangan-jangan dia hanya ingin memecah belah umat islam. Zaman akhir ini harus berhari-hati. Tidak sedikit dari kita yang tersesat namun tidak merasa tersesat. Salah mengamalkan ajaran islam merasa itu adalah benar. Dan yang paling miris adalah berani menyalahkan orang dan menganggap dirinya paling benar. 

Mereka dengan percaya diri menjadi imam. Padahal membaca surat Al-Fatihah saja masih salah-salah alias belepotan. Panjang pendeknya nggak tahu. Tajwidnya asal terjang. Tanpa mengikuti kaidah tata bahasa arab. Ngeri kan orang yang seperti ini? Saya pernah mendapati imam yang seperti ini. Shalat saya jadi tidak khusyu'. Bukan saya sok khusyu' atau sok pintar, tapi bagaimana mau khusyu' imam saja membacanya masih belepotan gitu? Yang tak kalah herannya tuh, dia menawarkan diri menjadi imam. Percaya diri. Tanpa ada yang mengajukan sudah maju sendiri menjadi imam. Lah, kok bacaannya gitu. Kecewa. Ngelus dada.

Namun di sini kita tidak perlu berdebat panjang lebar. Semua dari kita harus mau mengaji. Yang muda, tua dan siapa saja harus mau mengaji. Mengaji jangan malu, dari pada nanti kita salah-salah membaca ayat suci Al-Qur'an. Kalau salah shalatnya gimana coba? Ngajilah dengan guru yang anda percayai. Tahu track recordnya, tahu dimana guru kita itu ngajinya. Jangan ngawur memilih guru ngaji. Carilah guru ngaji yang benar-benar tawadhu' dan mumpuni. Biar ilmu yang kita dapatkan bisa benar dan berkah.


Tag : Ngaji
0 Komentar untuk "Ngaji - Kudu Ngerti Gurune"

Sahabat, silahkan tulis komentar yang membangun, gunakan bahasa yang baik dan sopan. Mari berbagi dalam kebaikan.
Salam perjuangan

Back To Top